|
| pembunuhan benazir-satu perbuatan membazir | |
| | Pengirim | Message |
---|
MUHAMMAD SAIFULLAH
Jumlah posting : 140 Registration date : 18.11.06
| Subyek: pembunuhan benazir-satu perbuatan membazir Mon Dec 31, 2007 10:21 pm | |
| BENAZIR TERBUNUH KEZALIMAN TERUS HIDUP
Artikel Khamis 27 Disember - Berikutan pengumuman kematian Benazir Bhutto hari ini selepas satu serangan ke atasnya di rapat umum semasa kempen pilihan raya, kami mempunyai beberapa pemerhatian dan peringatan seperti berikut:-
(1) Umat Islam tidak seharusnya menitiskan setitik air mata pun untuk diktator dan penindas yang telah menghabiskan hidup mereka menggelap dan merampas kekayaan umah semasa beliau memerintah dan berkhidmat untuk kepentingan-kepentingan kafir penjajah-penjajah Barat. Baik Benazir, Musharraf mahu pun Nawaz Sharif merupakan diktator-diktator yang telah menunjukkan permusuhan secara terbuka terhadap Islam dan umat Islam. Hidup mereka hanyalah dipersembahkan untuk menjadi hidangan Barat dan penghancuran Pakistan serta umat Islam.
(2) Kita telah menulis pada bulan Oktober satu analisis yang dikeluarkan Hizb ut-Tahrir yang mana Bhutto telah melakukan kesepakatan keji dengan Musharraf dan juga Amerika bagi memastikan beliau muncul semula di arena politik Pakistan di mana Musharraf akan tetap memegang jawatan Presiden dan Benazir dibenar kembali semula ke Pakistan untuk merebut jawatan Perdana Menteri. Bagaimanapun ketegangan tetap berlaku dan (rahsia) kesepakatan jahat ini terus menjadi buah mulut di mana orang mula menyedari yang Musharraf mengembalikan semula Benazir semata-mata demi percaturan dan kepentingan politiknya.
(3) Kematian Bhutto, bagaimanapun, tidak patut dilihat sebagai satu langkah untuk membetulkan perubahan politik di Pakistan. Masalah di Pakistan, sama juga seperti di semua negara kaum Muslimin, adalah ketiadaan sistem Khilafah, di mana pemerintah yang ada kesemuanya menerapkan sistem kufur. Untuk mengubah situasi ini, caranya bukanlah dengan membuang pemimpin atau ketua pembangkang, akan tetapi keseluruhan sistem yang ada wajib digantikan dengan sistem Islam. Sehinggalah wujudnya pertukaran sistem (kufur kepada Islam), menggunakan metodologi perubahan dengan mengikuti perbuatan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam, maka kita akan terus dikerumuni oleh pemimpin-pemimpin seperti Musharraf dan penjenayah serta oportunis seperti Bhutto.
(4) Bahawa pemimpin kaum Muslimin yang ada yang masih lagi bernafas dengan izin Allah tetapi tidak menerapkan hukum Allah, ingatlah bahawa apabila ajal kalian telah sampai, Allah tidak akan mempercepat atau melewatkan satu saat pun. Ingatlah bahawa Allah Maha Berkuasa merentap nyawa-nyawa kalian dengan sekelip mata sahaja, dan jika maut telah datang menjemput kalian pada ketika itu, maka jadilah kalian makhluk yang akan menghadap Allah wa Jalla dengan penuh kerugian dan kesalan yang tidak tertanggung.
sumber:myk.com | |
| | | MUHAMMAD SAIFULLAH
Jumlah posting : 140 Registration date : 18.11.06
| Subyek: Re: pembunuhan benazir-satu perbuatan membazir Mon Dec 31, 2007 10:39 pm | |
| Konspirasi Amerika-Musharraf disebalik Tragedi Bhutto, Mengapa Tidak?
Kebohongan Pemerintah Pakistan sangat nyata soal penyebab kematian Benazir Bhutto. Namun, kematian Bhutto mencuatkan hal yang lebih jauh lagi dari sekadar kebohongan itu. “Bhutto Conspiracy Theories Fill the Air”, demikian berita di situs majalah TIME edisi 28 Desember 2007. Judul ini merujuk pada merebaknya rumor soal konspirasi antara Amerika dan Presiden Pervez Musharraf di sebalik kematian Bhutto.
Untuk adilnya, baca dulu tudingan pemerintah pada Al Qaeda, yang dikatakan sebagai pembunuh Bhutto. Pemerintah Pakistan menyebutkan, ada bukti kuat soal keterlibatan Al Qaeda pada pembunuhan Bhutto. Dikatakan pula, Bhutto meninggal karena tulang kepalanya retak setelah terbentur serpihan mobil yang terkena ledakan bom.
Pemerintah bahkan menegaskan tidak ada selongsong peluru yang menyebabkan kematian Bhutto. Isu peluru ini menjadi penting untuk dibelokkan oleh pemerintah (baca lanjutan di belakang). Pernyataan pemerintah ini jelas beda dengan kesaksian orang-orang dekat Bhutto di tempat kejadian bahwa dua peluru menembus tubuh Bhutto.
Sebagaimana dikatakan juru bicara Departemen Dalam Negeri Pakistan Brigade Javed Iqbal Cheema, Jumat (28/12), kelompok militan sudah mengincar Bhutto. Alasannya, berdasarkan versi pemerintah, Bhutto adalah antek-antek AS dan berbicara soal pembasmian ekstremis.
Kepada Cheema, pers bertanya saat jumpa pers, “Apakah Pemerintah Pakistan bersedia meminta bantuan badan intelijen internasional untuk memverifikasi kematian Bhutto?”
“Gentleman, mari kita percaya saja pada hasil temuan intelijen domestik,” kata Cheema.
Biro intelijen AS, FBI, sudah menawarkan untuk mengirim penyelidik. “Pakistan tidak memberi respons,” kata juru bicara FBI Richard Kolko, sebagaimana diberitakan di situs The Los Angeles Times edisi 28 Desember.
Lepas dari itu, atas tindakan Al Qaeda, Pemerintah Pakistan mengatakan akan memburu pelakunya di daerah tanpa hukum di perbatasan Pakistan-Afganistan, di mana Osama bin Laden dan para pemimpin Al Qaeda bersembunyi. “Mereka harus menghadapi pengadilan,” kata Cheema. Ia menyebut pemimpin militan Baitullah Mehsud sebagai salah satu pihak yang terlibat.
Mehsud sudah pernah membantah bahwa ia pernah merencanakan pembunuhan Bhutto, seperti dituduhkan pemerintah. Tuduhan kepada Mehsud juga muncul ketika pada 18 Oktober lalu Bhutto luput dari maut akibat ledakan bom di Karachi.
Namun, Cheema mengatakan pemerintah sudah melacak percakapan Mehsud dengan militan lain, yang isinya adalah diskusi Mehsud setelah aksi bom bunuh diri yang menewaskan Bhutto.
Mehsud dan militan lain itu (diidentifikasi bernama Maulvi Sahib) saling bertutur soal aksi yang menurut mereka dilakukan anak buah mereka yang pemberani.
Rincian transkrip pun langsung diumumkan pemerintah. Namun bukti soal rekaman itu tidak ditunjukkan pemerintah.
Pemerintah juga memperlihatkan rekaman video kematian Bhutto akibat ledakan bom, tetapi rekaman ini pun agak buram. Namun intinya, pemerintah hendak menyebutkan, ledakan bom bunuh dirilah yang menyebabkan kematian Bhutto. | |
| | | MUHAMMAD SAIFULLAH
Jumlah posting : 140 Registration date : 18.11.06
| Subyek: Re: pembunuhan benazir-satu perbuatan membazir Mon Dec 31, 2007 10:40 pm | |
| Soal peluru Sebaliknya, berbagai televisi internasional, seperti CNN, BBC, Al Jazeera, menayangkan video yang memperlihatkan dua letusan senjata yang menyebabkan kematian Bhutto. Letusan senjata yang mengeluarkan peluru ini tentu perlu dibantah Pemerintah Pakistan. Bruce Riedel, mantan ahli Pakistan dari CIA, Dewan Keamanan Nasional, Departemen Luar Negeri AS, menyatakan Al Qaeda memang sudah dikenal dengan berbagai serangan-serangan yang mematikan. Akan tetapi, Al Qaeda jarang, bahkan bisa dikatakan tak pernah, menggunakan penembak jitu saat melakukan pembunuhan. Nah, Sherry Rahma, pengurus Partai Rakyat Pakistan (partainya Bhutto), Sabtu (29/12), kepada CNN berulang kali mengatakan, “Pemerintah telah memulai tindakan menutup-nutupi kejadian sebenarnya.” “Ini lucu dan jelas merupakan kebohongan. Saya melihat sendiri bahwa Bhutto terkena tembakan peluru,” kata Rahma, yang juga termasuk salah satu korban cedera, namun ringan, akibat ledakan bom yang muncul setelah penembakan atas Bhutto. Ia pun heran dan bertanya, “Jika pemerintah serius menyelidiki kematian Bhutto, mengapa penyelidik belum juga menanyai orang-orang yang dekat dengan Bhutto pada saat kejadian.” Ya, ada banyak hal yang mengherankan. Sebelum melakukan penyelidikan saksama, Al Qaeda sudah menjadi sasaran tudingan. Keanehan lainnya, aparat pemerintah langsung menyemprot dan mengeringkan lokasi pembunuhan Bhutto dari puing-puing. Lokasi itu langsung bersih. Saat aparat melakukan penyelidikan, tidak ada lagi yang bisa mereka lihat kecuali sekadar menunjuk-nunjuk tangan ke lokasi kejadian di Rawalpindi. Bagi rakyat Pakistan, keanehan itu jelas tidak ada. Mereka langsung menudung Musharraf sebagai killer. Teriakan ini juga diulangi saat mereka mengantar Bhutto ke peristirahatan terakhir. Tak pelak lagi, kantor berita Press Trust of India (PTI) menuding agen intelijen Pakistan di balik pembunuhan itu. Berbagai harian di Inggris juga gencar memberitakan hal tersebut. Dikatakan, Inter-Services Intelligence (ISI), intelijen yang sangat berpengaruh di Pakistan, termasuk militan, adalah pihak yang paling mungkin bertanggung jawab atas kematian Bhutto. Ini senada dengan berita di The Los Angeles Times, yang mengutip pakar intelijen AS. Dikatakan, sudah tidak heran lagi jika militer, intelijen Pakistan, bahkan AS, pernah berkolaborasi dengan Al Qaeda, Taliban dan militan di Afganistan, Pakistan, untuk melawan penjajahan Uni Soviet di Afganistan. Kolaborasi itu masih terus berlanjut hingga sekarang ini. Karena itu, pembunuhan Bhutto sangat tidak mungkin dilakukan oleh satu pihak saja. Pembunuhan pasti dilakukan dengan dukungan berbagai pihak. Jika intelijen Pakistan terlibat, mungkinkah itu dilakukan tanpa sepengetahuan Musharraf? Selanjutnya, jika ISI terlibat dan itu diketahui Musharraf, mungkinkah Musharraf berani melakukannya? Apakah Musharraf berani membunuh Bhutto, yang oleh AS sudah dipilih untuk membentuk pemerintahan bersama. Keduanya sudah bertemu di Abu Dhabi beberapa bulan lalu atas skenario AS untuk membentuk pemerintahan sipil. Sayang keduanya tak cocok dan makin membuat suasana di Pakistan memanas. Susah memercayai Musharraf bertindak jika tanpa sepengetahuan AS. Banyak warga Pakistan, menurut Times, yang tidak segan-segan menuding konspirasi Musharraf dan Washington. “Pembunuhan ini dirancang pemerintahan sekarang. Ini adalah bagian dari strategi AS untuk membuat rakyat takut karena Pakistan sudah mendekati kejatuhan,” kata Liaqat Baloch, pejabat senior Jamaat-e-Islami, salah satu partai utama Islam. Masalahnya, AS harus memilih Pakistan atau Bhutto. AS berpandangan, ketidakcocokan Bhutto-Musharraf telah makin memicu semangat anti-Musharraf dan anti-AS. Pensiunan Letjen Hamid Gul, mantan Dirjen ISI, yang pengkritik Musharraf, bertutur, “Namun paling mudah bagi aparat menuding militan karena inilah cara terbaik untuk menyembunyikan pelaku sebenarnya.” “Saya kira hubungan pemerintahan Presiden AS George Bush sudah terlalu kuat dengan Musharraf,” kata Bruce Riedel, penasihat Gedung Putih soal Pakistan di bawah pemerintahan Presiden AS Bill Clinton. “Saya tidak melihat AS mau menarik dukungan dan memilih yang lain,” kata Riedel, sebagaimana dikutip harian Inggris Guardian edisi Jumat (28/12). Sumber: http://www.kompas.co.id/kompas-cetak | |
| | | MUHAMMAD SAIFULLAH
Jumlah posting : 140 Registration date : 18.11.06
| Subyek: Re: pembunuhan benazir-satu perbuatan membazir Mon Dec 31, 2007 10:42 pm | |
| CIA, Musharraf atau Al-Qaeda?
Oleh: ZIN MAHMUD(utusan malaysia30dis07)
Apabila Benazir Bhutto terbunuh, maka banyak pihak tanpa ragu-ragu menyatakan ia pasti perbuatan Al-Qaeda. Ini kerana kaedah pembunuhan itu adalah cara Al-Qaeda. Ia dilakukan oleh pengebom bunuh diri. Maknanya, dia meletupkan dirinya hingga menyebabkan berpuluh orang turut terkorban.
Bezanya ialah Benazir bukan terbunuh kerana pengeboman itu. Dia ditembak. Pembunuh itu dikatakan menembak dahulu Benazir, mungkin bagi memastikan dia mati, sebelum bom diletupkan.
Kaedah pembunuhan Benazir adalah klasik Al-Qaeda, bezanya tembakan dilakukan dahulu. Mungkin sebelum ini cubaan membunuh Benazir gagal dengan cara pengeboman diri. Dalam cubaan pertama ketika Benazir baru saja sampai di Karachi 18 Oktober lalu, seramai 150 orang terbunuh, termasuk pengebom bunuh diri itu. Tetapi Benazir selamat.
Mungkinkah yang menembak Benazir pihak lain sebagai pelengkap kepada usaha ini. Maknanya seorang yang mahir menembak telah melakukan pembunuhan bagi memastikan kematian Benazir sebelum pengebom bunuh diri itu meletupkan diri, bagi menyatakan ia perbuatan Al-Qaeda?
Apa hal pun, yang hampir pasti ia dilakukan oleh pihak yang berkaitan dengan Al-Qaeda kerana hanya mereka yang mampu dan gamak untuk melakukan pengeboman bunuh diri. Kengerian cara ini sudah tidak aneh lagi pada zaman ini. Dua kumpulan yang mampu melakukan cara ini, iaitu selain daripada Al-Qaeda ialah Harimau Tamil Eelam, pejuang pemisahan Tamil Eelam di Sri Lanka. Nasib yang sama menimpa bekas Perdana menteri India, Rajiv Gandhi yang mati dibunuh oleh pejuang Tamil Eelam, seorang pengebom bunuh diri wanita.
Terdapat persamaan antara Rajiv Gandhi dengan Benazir Bhutto selain daripada kedua-
duanya mati dibunuh oleh pengebom bunuh diri. Kedua-duanya mati ketika berkempen pilihan raya. Ia dilakukan oleh pengganas yang dikaitkan dengan negara jiran. Bagi Rajiv, pembunuhnya adalah pejuang pemisahan Tamil Eelam yang berpusat di negara jirannya, Sri Lanka. Bagi Benazir, jikalah Al-Qaeda yang melakukannya, ia berkait dengan Taliban yang sedang berjuang menentang Amerika Syarikat (AS) di Afghanistan.
Tetapi persamaan yang juga ketara ialah kedua-dua Rajiv dan Benazir datang daripada keluarga politik yang berpengaruh di negara masing-masing. Ibu Rajiv, iaitu Indira Gandhi dibunuh oleh pengganas Sikh. Sementara bapa Benazir, Zulfikar Ali Bhutto dihukum bunuh oleh kerajaan yang menggulingkannya.
Satu lagi persamaan ialah baik Benazir mahupun Rajiv, kedua-duanya datang dari negara yang berasal sama iaitu India. Pakistan yang sering kali bermusuhan dengan India adalah asalnya sebelum kemerdekaan adalah sebahagian daripada negara yang sama. Pertembungan antara kedua-dua negara adalah atas perbezaan agama iaitu Islam dan Hindu. Tetapi rajiv, seorang Hindu dibunuh oleh seorang Hindu sementara Benazir, seorang Islam dibunuh juga oleh orang seagamanya.
Al-Qaeda sememangnya dari awal bukan saja menolak Benazir tetapi dengan jelas mahu membunuhnya. Perkiraan mereka ialah Benazir mempunyai hubungan rapat dengan AS yang merupakan seteru besar Al-
Qaeda. Malah terdapat kepercayaan di kalangan Al-Qaeda, menurut analisis daripada kenyataan mereka bahawa AS mahukan Benazir menjadi pemerintah Pakistan, menggantikan Presiden Pervez Musharraf.
Malah terdapat anggapan bahawa desakan AS supaya demokrasi dilaksanakan di Pakistan bukan kerana mempercayai sistem itu semata-mata tetapi mahu menyingkirkan Musharraf dan menggantikan dengan Benazir. Kalau tidak, masakan Benazir berani kembali dan bersungguh-sungguh untuk menang pilihan raya pada 8 Januari ini. Terdapat anggapan bahawa tangan-tangan AS termasuk CIA sentiasa ada di Pakistan.
Hubungan Benazir dengan pihak Barat tidak dapat dinafikan. Selain daripada seorang wanita yang berkarisma, pendidikan Benazir di Harvard dan Oxford sudah cukup jelas bagi dunia bahawa beliau sentiasa berasa selesa dengan Barat. Sememangnya perkara-perkara ini merupakan andaian tetapi sikap Barat mudah untuk ditelaah daripada liputan-liputan media mereka terhadap seseorang pemimpin.
Bagaimanapun, tanpa dokongan Barat, Benazir sendiri mampu untuk menang pilihan raya di Pakistan. Beliau dan partinya, Parti Rakyat Pakistan (PPP) amat popular. Tetapi untuk memerintah Pakistan, ia bukan sekadar memenanagi pilihan raya, tetapi ia mesti meliputi kemampuan mempengaruhi tentera. Kegagalan bekas Perdana Menteri Nawaz Shariff mengekalkan jawatannya adalah kerana beliau tidak dapat menguasai pihak tentera.
Sementara tentera Pakistan yang bermarkas besar di Rawalpindi, tempat di mana Benazir dibunuh hanya dapat dipengaruhi daripada Washington, pembekal senjata dan dana kepada mereka. Maknanya Benazir memerlukan dukungan AS bagi mendapat kerjasama tentera.
Keadaan ini pula membawa kepada persoalan, mengapakah AS mahu menyokong Benazir dan menolak Musharraf. Tidakkah Musharraf merupakan sahabat karib Washington yang menjalankan kerja-kerja menghapuskan Al-qaeda bagi pihak AS? Mengapa Al-Qaeda tidak membunuh Musharraf?
Al-Qaeda memusuhi Musharraf juga. Malah kejadian pihak tentera menyerbu dan membunuh pengganas di Masjid Lal dan Islamabad merupakan petanda bahawa al-
qaeda berdendam dengan Musharraf. Maka Presiden Pakistan itu sudah pun menjadi sasaran kepada pembunuh yang dipercayai daripada kalangan Al-Qaeda. Maknanya, Al-Qaeda atau kumpulan-kumpulan yang bersekutu dengannya bukan saja mahu membunuh Benazir, tetapi juga Musharraf.
Bagaimanapun, terdapat satu perkiraan di mana Benazir lebih diutamakan untuk dihapuskan berbanding dengan Musharraf. Ini kerana dari kaca mata Al-Qaeda, AS sudah tidak mahukan Musharraf, maka presiden itu sudah tidak menjadi ancaman besar. Yang menjadi ancaman kepada mereka ialah Benazir.
AS sudah mula menolak Musharraf bukan semata-mata kerana demokrasi dan pemerintahan tentera. Kalaulah kerana demokrasi, sudah lama AS menolak Musharraf dan mahukan kedudukan Nawaz Shariff dipulihkan. Bagi AS, Nawaz bukan saja tidak boleh menang pilihan raya tetapi tidak mempunyai pengaruh ketenteraan seperti yang dimiliki oleh Musharraf.
Cuma bagi AS, Musharraf telah gagal menghapuskan Al-Qaeda malah disyaki presiden Pakistan itu mempunyai pakatan dengan elemen-lemen tertentu yang berkaitan dengan Al-Qaeda bagi sama-sama membantu dan menyelamatkan diri antara satu sama lain.
Perlu diingat bahawa Musharraf adalah seorang yang pragmatik dalam permainan politiknya. Dia pernah setia kepada Nawaz Shariff dan kemudian menggulingkannya. Dia pernah berpakat dengan Benazir, maka tidak hairanlah Musharraf boleh melakukan pakatan dengan AS dan Al-Qaeda dalam waktu yang sama. Malah boleh menjadi orang tengah bagi kedua-dua pihak.
Di New York pada hujung tahun lalu ketika mempromosikan buku memoirnya On the Line of Fire, beliau menyebut betapa di Pakistan, seseorang harus bijak dalam mengendalikan pihak pengganas. Mereka tidak boleh dihapuskan secara melulu. Cara Musharraf ini sudah menimbulkan rasa tidak puas hati di kalangan pihak AS. Lebih-lebih lagi ketika ini di mana Taliban sudah mula menguasai sebahagian daripada Afghanistan, dengan kedudukan Hamid Karzai yang tidak sekukuh dahulu.
Banyak pihak termasuk di Pakistan yang menyalahkan Musharraf dalam soal pembunuhan terhadap Benazir. Bukanlah bermakna Musharraf berpakat dengan Al-Qaeda untuk membunuh Benazir, sesuatu yang dia mungkin boleh lakukan. Tetapi tuduhan itu adalah dalam bentuk Musharraf tidak memberi cukup perlindungan kepada Benazir hingga membolehkan bekas dan calon Perdana Menteri itu dibunuh.
Ini membawa persoalan adakah Musharraf dapat mengaut keuntungan politik daripada pembunuhan Benazir? Sememangnya Benazir adalah saingannya dalam pilihan raya akan datang. Tetapi Benazir juga boleh menjadi rakan pakatan yang lebih mudah. Malah pakatan telah pun dibuat antara Musharraf dan Benazir hingga membolehkan pemimpin PPP itu kembali.
Tetapi dengan kematian Benazir, rakyat semakin menolak Musharraf dan kemenangannya dalam pilihan raya bertambah tipis. Kalau fenomena di India setelah Rajiv dibunuh membawa kemenangan Parti Kongres, maka pembunuhan Benazir bakal membawa kemenangan kepada PPP, sebuah parti yang ditubuhkan pada tahun 1967 dengan fahaman Islam, sosialisme dan demokrasi. Bagi golongan sederhana beragama di Pakistan, platfom PPP adalah paling menarik. Tetapi apa yang menyebabkan populariti PPP bukan semata-mata manifestonya tetapi kepimpinan keluarga Bhutto.
Justeru, bukannya menjadi kepentingan Musharraf supaya Benazir dibunuh. Andaiannya kematian Benazir menyukarkan kedudukan politik beliau. Musharraf tidak popular di Pakistan. Jalan selamatnya ialah dengan berpakat dengan Benazir. Tetapi pihak tentera tidaklah kesemuanya bersefahaman dengan Musharraf. Malah AS dan CIA pastinya mempercayai bahawa tentera Pakistan juga tidak bersatu. Terdapat elemen-elemen yang bersimpati dengan pengganas.
Pihak Barat mungkin melihat Pakistan dalam dua sudut yang bertentangan. Hitam dan putih. Islam lawan demokrasi. Pihak islam digambarkan dengan Al-Qaeda dan sekutu-sekutunya seperti golongan yang dianggap radikal dan fundamentalis yang selama ini menyokong Musharraf. Golongan Islam yang meliputi kumpulan-kumpulan seperti Jamaati Ulama dan Jamaati Islami dianggap hitam. Sementara Benazir, PPP dan peguam-peguam yang menentang Musharraf dianggap pihak demokrasi, yang dianggap putih.
Pada satu masa pihak Barat melihat Musharraf sebagai golongan sederhana yang berada di pihak AS bagi menentang pengganas. Tetapi kini Musharraf dianggap sebagai golongan hitam bersama dengan kumpulan-
kumpulan islam lain.
Hakikatnya tidaklah seringkas itu. Banyak kumpulan Islam, malah boleh dikatakan majoriti yang berfahaman fundamentalis dan radikal menolak keganasan. Parti-parti Islam yang memenangi pilihan raya Pakistan, walaupun berjuang untuk syariah menolak keganasan Al-Qaeda dan cara berfikir Taliban.
Justeru, politik Pakistan tidak boleh dilihat sebagai hitam dan putih. Ia kompleks dan banyak yang kelabu di tengah-tengah antara hitam dan putih. Begitu juga dengan kalangan yang memperjuangkan demokrasi, kebebasan, peradaban dan hak-hak wanita. Ada antara mereka yang begitu pro-AS hingga menjejaskan kepentingan Pakistan sendiri. | |
| | | MUHAMMAD SAIFULLAH
Jumlah posting : 140 Registration date : 18.11.06
| Subyek: Re: pembunuhan benazir-satu perbuatan membazir Mon Dec 31, 2007 11:18 pm | |
| Ditembak atau terhentak? -- Punca kematian Benazir cetus pertikaian antara kerajaan – rakyat
ISLAMABAD 29 Dis. – Persoalan mengenai punca kematian Benazir Bhutto sama ada akibat ditembak di kepala atau tengkorak retak kerana terhentak, telah menimbulkan pertikaian besar antara penyokong bekas Perdana Menteri itu dengan kerajaan.
Percanggahan laporan berkenaan dijangka menyemarakkan keganasan negara berkuasa nuklear itu, dua hari selepas pemimpin wanita itu dibunuh dalam serangan bom berani mati.
Parti Rakyat Pakistan (PPP) yang diterajui Benazir, hari ini menolak penjelasan kerajaan bahawa kematian pemimpinnya adalah disebabkan kepalanya terhentak pada penutup atas bumbung kereta yang dinaiki ketika cuba tunduk dari serangan bersenjata dan bom berani mati, Khamis lalu.
Malah, PPP menyifatkan kenyataan itu sebagai sesuatu yang tidak masuk akal dan menganggapnya helah kerajaan untuk mengaburi kejadian sebenar.
Para pembantu bekas Perdana Menteri itu juga meragui pemimpin militan Islam, Baitullah Mehsud menjadi dalang pembunuhan seperti yang dinyatakan oleh kerajaan Presiden Pervez Musharraf.
Kenyataan PPP itu diperkuatkan lagi oleh penjelasan pembantu peribadi Benazir, Sherry Rehman yang mendakwa beliau melihat luka akibat tembakan di kepala Benazir.
Peguam Benazir yang juga salah seorang pegawai tertinggi PPP, Farooq Naik turut mendakwa terdapat tembakan peluru kedua di bahagian perut Benazir.
Semalam, jurucakap Kementerian Dalam Negeri, Brigedier Jeneral Javed Cheema berkata, punca kematian Benazir adalah disebabkan kepalanya terhentak pada penutup bahagian atas bumbung kereta ketika cuba tunduk dari serangan bom berani mati itu serta menafikan sebarang penemuan kesan luka akibat tembakan.
Beliau menambah, Benazir mungkin masih hidup jika beliau tidak mengeluarkan kepalanya dari bumbung kereta itu ketika kejadian.
Sherry yang juga jurucakap Benazir, mendakwa beliau turut terlibat memandikan mayat bekas Perdana Menteri itu.
“Saya adalah antara mereka yang terlibat memandikan mayat beliau sebelum pengebumian dan saya melihat ada kesan luka akibat tembakan di bahagian kiri, belakang kepalanya yang tembus ke bahagian depan, ia adalah satu kesan luka yang besar.
“Malah kami tidak boleh membasuh mayat secara terurus kerana luka tersebut masih mengalirkan darah, beliau kehilangan banyak darah,” kata Sherry yang turut menyatakan kereta miliknya telah digunakan untuk menghantar Benazir ke hospital.
“Saya berada di dalam kereta di belakang kenderaan yang dinaiki Benazir selepas tamat perarakan itu apabila tiba-tiba seorang lelaki melepaskan tembakan.
“Bagaimanapun saya tidak nampak penyerang tersebut kerana sedang memandang ke arah lain ketika kejadian itu,’’ kata beliau sambil menambah kawasan tersebut secara tiba-tiba dikelilingi oleh mereka yang tidak dikenali memakai lencana Benazir.
“Pihak hospital telah diarah supaya mengubah kenyataan sebenar dan helah ini ternyata sesuatu yang tidak masuk akal sebagai mengaburi kejadian sebenar,” tambah beliau.
Pada masa sama pergerakan Al-Qaeda yang kini menjadi suspek utama pembunuhan Benazir, tetap menafikan bahawa mereka terlibat dalam pembunuhan itu.
“Ini adalah konspirasi antara pihak kerajaan, tentera dan agensi perisikan selepas gagal memberi perlindungan kepada Benazir,” kata jurucakap Al-Qaeda dari Waziristan, Maulana Umar.
Khamis lalu, sejurus kejadian serangan bom, pihak berkuasa menyatakan Benazir mati akibat dua tembakan yang menembusi bahagian leher dan dadanya tetapi mengubahnya kepada mati akibat terhentak semalam.
Benazir dibunuh kelmarin selepas selesai menyampaikan ucapan pada satu perhimpunan sempena kempen pilihan raya di Rawalpindi dalam satu serangan berani mati oleh seorang lelaki yang melepaskan tembakan ke arah beliau sebelum meletupkan dirinya.
Keadaan huru-hara berterusan akibat pembunuhan Benazir yang kini semakin meruncing turut menimbulkan persoalan sama ada pilihan raya yang sepatutnya diadakan pada 8 Januari depan patut diteruskan.
– Agensi(Utusan 30dis07) | |
| | | MUHAMMAD SAIFULLAH
Jumlah posting : 140 Registration date : 18.11.06
| Subyek: penting Mon Dec 31, 2007 11:21 pm | |
| Nilai semula sokongan kepada Pervez – Akhbar AS
WASHINGTON 28 Dis. – Akhbar-akhbar utama Amerika Syarikat (AS) hari ini mendesak pentadbiran Presiden George W. Bush supaya menilai semula sokongannya terhadap Presiden Pakistan, Pervez Musharraf dan usaha ke arah demokrasi Pakistan berikutan pembunuhan Benazir Bhutto.
“Polisi AS sekarang hendaklah menjurus ke arah pembentukan demokrasi yang kuat di Pakistan yang mendapat penghormatan dan sokongan daripada rakyat negara itu serta keazaman untuk menentang Al-Qaeda dan Taliban.
“Hari-hari di mana Washington menumpukan perhatian ke atas satu atau dua individu perlu ditamatkan segera,” kata lidah pengarang The New York Times.
The Washington Post turut menyuarakan pandangan yang serupa dengan menyatakan bahawa “pilihan raya yang diadakan pada 8 Januari depan atau selepas itu dan pemulihan demokrasi adalah cara terbaik untuk menentang kuasa ekstremis yang mendapat kemenangan secara keji.”
Dalam satu artikel berasingan, akhbar itu turut menyatakan, kepulangan Benazir ke Pakistan pada Oktober lalu adalah hasil rundingan rahsia AS selama lebih setahun yang dilakukan selepas Washington menyedari bahawa “pewaris dinasti politik Pakistan adalah satu-satunya cara untuk menjamin sekutu kuat AS dalam perang menentang keganasan.
Menurut The Post, individu yang memainkan peranan penting dalam rundingan tersebut ialah Pembantu Setiausaha Negara, Richard Boucher yang kerap ke Islamabad untuk berbincang dengan Pervez dan juga Benazir di London dan Dubai serta Duta AS ke Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB) ketika itu, Zalmay Khalilzad.
Zalmay didakwa telah lama meragui Pervez dan tidak bersetuju dengan Setiausaha Negara ketika itu, Collin Powell mengenai komitmen Presiden Pakistan itu dalam menentang Taliban.
– AFP(29dis07) | |
| | | Tengku joe
Jumlah posting : 69 Registration date : 21.11.06
| Subyek: Re: pembunuhan benazir-satu perbuatan membazir Fri Jan 04, 2008 10:59 am | |
| SIAPAKAH PEMBUNUH BENAZIR? Pendedahan beberapa rakaman video yang baru dikeluarkan telah menunjukkan seorang penembak menembak Benazir Bhutto dengan pistol dalam kedudukan hanya beberapa kaki darinya. Kesan dari tembakan tersebut dapat dilihat dengan jelas sebelum letupan berlaku yang sekali gus menyokong kesaksian ramai yang menyatakan tembakan tersebut sememangnya di hala kepada bekas Perdana Menteri itu. Tambahan pula, kesaksian dari pembantu Bhutto sendiri yang mengatakan memang terdapat luka-luka pada tubuh Benazir ketika serangan tersebut dan ketika jenazahnya dimandikan dan ini semua adalah hasil dari tembakan di kepala dan juga leher beliau. Dengan bukti terbaru ini, di tambah dengan fakta yang beberapa anggota tentera Pakistan yang dilihat membersihkan lokasi jenayah sejurus selepas pembunuhan tersebut, serta kenyataan Menteri Dalam Negeri Pakistan yang bercanggahan (di mana beliau pada awalnya mendakwa bahawa kematian Benazir adalah disebabkan oleh cebisan letupan yang terkena di kepalanya tetapi kemudian mengubah kenyataan ini dengan mengatakan bahawa kepala Benazir terhantuk pada atap kereta) telah meniupkan lagi api spekulasi bahawa rejim Musharraf cuba untuk menutup sesuatu! Kejadian ini telah benar-benar menunjukkan kekejian Musharraf, tuannya, AS di bawah pimpinan Bush dan media ‘Islamophobia’ Barat yang tanpa usul periksa dan tanpa bukti terus menuduh militan Islam pimpinan Baitullah Mehsud sebagai dalang di sebalik pembunuhan Bhutto. Bush dan Brown mendakwa bahawa episod pembunuhan Bhutto ini merupakan salah satu bab dalam peperangan menentang keganasan. Mereka juga melaungkan bahawa Benazir merupakan seorang ‘syuhada’ bagi demokrasi. Mehsud walau bagaimanapun telah mengeluarkan kenyataan kumpulannya tidak terlibat dengan pembunuhan Benazir dan mendakwa bahawa ia adalah perbuatan Musharraf dan badan perisikannya. Beliau juga menambah bahawa kumpulannya tidak akan menjadikan seorang wanita sebagai sasaran. Lagi fakta yang menyokong adalah pandangan yang datangnya dari kenyataan Bhutto sendiri dalam emailnya kepada seorang pemberita AS di mana beliau mendakwa bahawa Musharraf sengaja tidak menyediakan kawalan keselamatan yang secukupnya. Beliau hanya menerima dua dari empat kereta pengawal yang telah beliau minta untuk mengawal keempat-empat penjuru kenderaan kempennya. Video yang diedarkan dengan jelas menunjukkan bagaimana pembunuh tersebut telah berjaya sampai ke jarak menembak yang cukup dekat dengan Benazir dari bahagian kenderaannya yang terdedah! Dengan bukti yang jelas ini, ia telah menimbulkan persoalan kepada banyak pihak, khususnya pengamat politik - mengapakah rejim Musharraf ‘terlibat’ menjalankan pembunuhan ini sedangkan Musharraflah yang telah membenarkan Benazir pulang ke Pakistan di bawah arahan AS dan Britain bagi membantu kerajaannya yang hampir lumpuh? Beberapa senario boleh menjelaskan perkara ini:- (1) Selepas kematian Benazir, suaminya, Asif Zardari telah meminta pihak PBB, yakni secara tidak langsung, pihak Britain, agar menyiasat pembunuhan ini. Kenyataan seperti ini, dengan mengenepikan AS, jelas menunjukkan bahawa kem Bhutto yang pro-British tidak yakin bahawa pihak AS akan bertindak dengan telus. Ia juga memberi petunjuk bahawa rancangan awal AS dan Britain untuk membentuk sebuah ‘perkahwinan demokratik sekular’ antara Musharraf dan Benazir bagi menentang golongan ‘Islam fundamental’ tidak berjalan dengan lancar kerana terdapat komplikasi yang melibatkan hubungan antara Benazir dan Nawaz Sharif. Pakatan Benazir dan Nawaz ini nampaknya boleh menghancurkan asas kekuatan parti PML-Q Musharraf di Punjab. Kemungkinan tumbangnya PML-Q di Punjab ini dalam pilihan raya yang akan diadakan nanti pasti akan melemahkan kedudukan Musharraf sebagai Presiden dan ini merupakan satu senario yang amat membimbangkan Musharraf dan tuannya AS. Bagi AS, jemputan (baca: arahan) mereka untuk Benazir pulang ke Pakistan hanyalah untuk memastikan keberadaan Musharraf dan kesinambungan ‘war on terror’. Meskipun Benazir memanifestasikan retorik anti Islam, kerajaan Bhutto yang kuat dilihat akan menggugat dominasi Musharraf di Pakistan yang sekali gus mungkin menggugat kepentingan AS di rantau tersebut. (2) Perancangan kepulangan Benazir hanyalah sepatutnya untuk menguatkan lagi Musharraf, bukannya untuk menguatkan Benazir, namun percaturan politik ini telah tergeser. Semenjak kepulangannya, Benazir dan PPP dilihat terlalu popular dan terlalu kuat oleh Musharraf, dan jika PPP menang besar di Pakistan, dan Benazir menjadi Perdana Menteri, maka mereka boleh merubah Perlembagaan dengan mudah. Hal ini amat berbahaya bagi Musharraf yang gilakan kuasa di mana kuasa Presiden yang dinikmatinya selama ini (setelah dia meminda Perlembagaan Pakistan) akan terhapus. Kedudukan bertambah bahaya di mana kuasa tentera sudah tidak lagi berada di tangan Musharraf. Satu lagi kemungkinan adalah elemen di dalam PML-Q sendiri yang turut merasa bahawa kehadiran Bhutto akan menyebabkan kuasa mereka tergugat. Jadi, untuk menamatkan situasi yang bahaya ini adalah dengan menamatkan riwayat Benazir dan menuding jari kepada militan. (3) Senario ketiga melibatkan kemungkinan Musharraf membawa balik Nawaz Sharif selepas menghantarnya pulang ke Arab Saudi ketika beliau (Musharraf) mengadakan lawatan dua hari ke Saudi untuk melemahkan pengaruh Benazir. Nawaz menjadi ‘penting’ kerana dengan adanya Nawazlah, Pakistan akan dilihat masih berpegang kepada demokrasi, walaupun lemah. Tapi demokrasi yang lemah inilah yang dikehendaki oleh Musharraf dan Barat. Kematian Bhutto meninggalkan Nawaz Sharif sebagai satu-satunya pembangkang bagi Musharraf. Dalam masa terdekat ini, pasti Nawaz akan bangkit sebagai satu-satunya penentang Musharraf sebagai satu kuasa politik yang menghidupkan semula pergerakan pro-demokrasi di Pakistan. Ini sudah pasti akan membantu kepentingan AS dalam laungan AS kepada demokrasi. Nawaz, berdasarkan sejarah, merupakan penyokong kuat administrasi Clinton di mana sokongan ini dimanifestasikan dalam pengkhianatan beliau melibatkan krisis Kargil. Nawaz juga dilihat lebih ‘Islamik’ dan mampu bekerjasama dengan parti-parti Islam lain bagi menghalang kerjasama yang mungkin akan berlaku antara ketua-ketua puak dengan Al-Qaeda dan Taliban. Jadi, Nawaz dilihat sebagai orang yang sesuai untuk ‘meneutralisekan pemerintahan diktator Musharraf. Hanya masa sahajalah yang akan menentukan bagaimana perubahan kekuasaan politik akan berlaku di Pakistan menjelang pilihan raya nanti. Nampaknya, pembunuhan Benazir, sama seperti pembunuhan bapanya dan General Zia, yang merupakan kerja tangan mereka yang terlibat dalam satu pergelutan kuasa dan bukanlah kerja tangan militan Islam seperti yang dituding oleh Musharraf dan Barat. Inilah realiti kotor politik yang bukan sahaja berlaku di Pakistan malah di negeri kaum Muslimin yang lainnya seperti Iraq dan Afghanistan. Ia dipenuhi dengan campur tangan kuasa imperialis seperti AS dan Britain yang cuba menetapkan polisi luar mereka bak sebuah permainan catur yang papannya terdiri dari tanah kaum Muslimin yang penuh dengan kekayaan sumber alam, di mana AS dan Britain adalah pemain-pemainnya, yang sekarang sedang melaga-lagakan dan mengorbankan umat Islam Pakistan di dalam mencapai kemenangan mereka. Umat Islam sedar bahawa bagi setiap Benazir dan Saddam, yang perkhidmatan mereka kepada Barat akan dibalas dengan melayangnya nyawa mereka setelah Barat mendapati mereka tidak lagi diperlukan, ribuan umat yang tidak berdosa harus membayar dengan nyawa dan penderitaan pengkhianatan agen-agen Barat ini. Oleh sebab itulah, pemerintah seperti Musharraf, yang mengkhianati Islam dan umat Muhammad SAW, dibenci oleh majoriti kaum Muslimin yang inginkan sebuah pemerintahan Islam yang ikhlas dan merdeka. Masanya sudah tiba bagi mereka yang berpengaruh di Pakistan dan di negeri kaum Muslimin yang lain untuk mengembalikan umat ini kepada kemuliaan, keamanan dan kekuatan hakiki dengan menolak secara total politik kotor yang menyelimuti negeri-negeri kita dan mengembalikan Daulah Khilafah, yang barang pasti akan membawa satu era baru – era penyatuan, kekuatan dan rahmat bagi seluruh umat Islam. video pembunuhan B.bhuto jelas menunjukkan dia diTEMBAK https://www.youtube.com/watch?v=RXdu54Cibgo | |
| | | MUHAMMAD SAIFULLAH
Jumlah posting : 140 Registration date : 18.11.06
| Subyek: Re: pembunuhan benazir-satu perbuatan membazir Wed Jan 23, 2008 11:13 pm | |
| pembunuhan yang telah dijangkakan oleh amerika | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: pembunuhan benazir-satu perbuatan membazir | |
| |
| | | | pembunuhan benazir-satu perbuatan membazir | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |